Jawaban#1 untuk Pertanyaan: pertanyaan apa yang berbobot untuk materi pancasila sebagai Etika Politik ?? Dalam berprilaku sehari-hari kita sering mengabaikan pancasila baik sebagai dasar ataupun dalam hal ini sebagai etika yang kita tau etika itu berkaitan dengan kehidupan masyarakat yaitu mengenai sikap dan perilaku. Guru merupakan aspek besar dalam penyebaran ilmu, apalagi jika yang disebarkan adalah ilmu agama yang mulia ini. Para pewaris nabi begitu julukan mereka para pemegang kemulian ilmu agama. Tinggi kedudukan mereka di hadapan Sang Pencipta. Ketahuilah saudaraku para pengajar agama mulai dari yang mengajarkan iqra sampai para ulama besar, mereka semua itu ada di pesan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Beliau bersabda, ليس منا من لم يجل كبيرنا و يرحم صغيرنا و يعرف لعالمنا حقه “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” 60 minutes. Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami. Tersirat dari perkatanya shallahu alaihi wa salam, bahwa mereka para ulama wajib di perlakukan sesuai dengan haknya. Akhlak serta adab yang baik merupakan kewajiban yang tak boleh dilupakan bagi seorang murid. Guru kami DR. Umar Every bit-Sufyani Hafidzohullah mengatakan, “Jika seorang murid berakhlak buruk kepada gurunya maka akan menimbulkan dampak yang buruk pula, hilangnya berkah dari ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya. Itu semua contoh dari dampak buruk.” Maka seperti apa adab yang baik kepada seorang guru? Menghormati guru Para Salaf, suri tauladan untuk manusia setelahnya telah memberikan contoh dalam penghormatan terhadap seorang guru. Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu anhu berkata, كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” HR. Bukhari. Ibnu Abbas seorang sahabat yang alim, mufasir Quran umat ini, seorang dari Ahli Allurement Nabi pernah menuntun tali kendaraan Zaid bin Tsabit al-Anshari radhiallahu anhu dan berkata, هكذا أمرنا أن نفعل بعلمائنا “Seperti inilah kami diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kami”. Berkata Abdurahman bin Harmalah Al Aslami, ما كان إنسان يجترئ على سعيد بن المسيب يسأله عن شيء حتى يستأذنه كما يستأذن الأمير “Tidaklah sesorang berani bertanya kepada Said bin Musayyib, sampai dia meminta izin, layaknya meminta izin kepada seorang raja”. Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata, مَا وَاللَّهِ اجْتَرَأْتُ أَنْ أَشْرَبَ الْمَاءَ وَالشَّافِعِيُّ يَنْظُرُ إِلَيَّ هَيْبَةً لَهُ “Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan Asy-Syafi’i melihatku karena segan kepadanya”. Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan, تواضعوا لمن تعلمون منه “ Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”. Al Imam As Syafi’i berkata, كنت أصفح الورقة بين يدي مالك صفحًا رفيقًا هيبة له لئلا يسمع وقعها “Dulu aku membolak balikkan kertas di depan Malik dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tak mendengarnya”. Abu Ubaid Al Qosim bin Salam berkata, “Aku tidak pernah sekalipun mengetuk pintu rumah seorang dari guruku, karena Allah berfirman, وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ “ Kalau sekiranya mereka sabar, sampai kamu keluar menemui mereka, itu lebih baik untuknya ” QS. Al Hujurat five. Sungguh mulia akhlak mereka para suri tauladan kaum muslimin, tidaklah heran mengapa mereka menjadi ulama besar di umat ini, sungguh keberkahan ilmu mereka buah dari akhlak mulia terhadap para gurunya. Baca Juga 60 Adab Dalam Menuntut Ilmu Memperhatikan adab-adab ketika berada di depan guru Adab Duduk Syaikh Bakr Abu Zaid Rahimahullah di dalam kitabnya Hilyah Tolibil Ilm mengatakan, “Pakailah adab yang terbaik pada saat kau duduk bersama syaikhmu, pakailah cara yang baik dalam bertanya dan mendengarkannya.” Syaikh Utsaimin mengomentari perkataan ini, “Duduklah dengan duduk yang beradab, tidak membentangkan kaki, juga tidak bersandar, apalagi saat berada di dalam majelis.” Ibnul Jamaah mengatakan, “Seorang penuntut ilmu harus duduk rapi, tenang, tawadhu’, mata tertuju kepada guru, tidak membetangkan kaki, tidak bersandar, tidak pula bersandar dengan tangannya, tidak tertawa dengan keras, tidak duduk di tempat yang lebih tinggi juga tidak membelakangi gurunya”. Adab Berbicara Berbicara dengan seseorang yang telah mengajarkan kebaikan haruslah lebih baik dibandingkan jika berbicara kepada orang lain. Imam Abu Hanifah pun jika berada depan Imam Malik ia layaknya seorang anak di hadapan ayahnya. Para Sahabat Nabi shallahu alaihi wa sallam, muridnya Rasulullah, tidak pernah kita dapati mereka beradab buruk kepada gurunya tersebut, mereka tidak pernah memotog ucapannya atau mengeraskan suara di hadapannya, bahkan Umar bin khattab yang terkenal keras wataknya tak pernah menarik suaranya di depan Rasulullah, bahkan di beberapa riwayat, Rasulullah sampai kesulitan mendengar suara Umar jika berbicara. Di hadist Abi Said al Khudry radhiallahu anhu juga menjelaskan, كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” 60 minutes. Bukhari. Sungguh adab tersebut tak terdapatkan di umat manapun. Baca Juga Pelajarilah Dahulu Adab dan Akhlak Adab Bertanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَتَعْلَمُونَ “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” QS. An Nahl 43. Bertanyalah kepada para ulama, begitulah pesan Allah di ayat ini, dengan bertanya maka akan terobati kebodohan, hilang kerancuan, serta mendapat keilmuan. Tidak diragukan bahwa bertanya juga mempunyai adab di dalam Islam. Para ulama telah menjelaskan tentang adab bertanya ini. Mereka mengajarkan bahwa pertanyaan harus disampaikan dengan tenang, penuh kelembutan, jelas, singkat dan padat, juga tidak menanyakan pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya. Di dalam Al-Qur’an terdapat kisah adab yang baik seorang murid terhadap gurunya, kisah Nabi Musa dan Khidir. Pada saat Nabi Musa alihi salam meminta Khidir untuk mengajarkannya ilmu, إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْراً “Khidir menjawab, Sungguh, engkaumusa tidak akan sanggup sabar bersamaku” QS. Al Kahfi 67. Nabi Musa, Kaliimullah dengan segenap ketinggian maqomnya di hadapan Allah, tidak diizinkan untuk mengambil ilmu dari Khidir, sampai akhirnya percakapan berlangsung dan membuahkan hasil dengan sebuah syarat dari Khidir. فَلا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْراً “Khidir berkata, jika engkau mengikuti maka janganlah engkau menanyakanku tentang sesuatu apapun, sampai aku menerangkannya” QS. Al Kahfiseventy. Jangan bertanya sampai diizinkan, itulah syarat Khidir kepada Musa. Maka jika seorang guru tidak mengizinkannya untuk bertanya maka jangalah bertanya, tunggulah sampai ia mengizinkan bertanya. Kemudian, doakanlah guru setelah bertanya seperti ucapan, Barakallahu fiik, atau Jazakallahu khoiron dan lain lain. Banyak dari kalangan salaf berkata, ما صليت إلا ودعيت لوالدي ولمشايخي جميعاً “Tidaklah aku mengerjakan sholat kecuali aku pasti mendoakan kedua orang tuaku dan guru guruku semuanya.” Baca Juga Mari Belajar Adab Adab dalam Mendengarkan Pelajaran Para pembaca, bagaimana rasanya jika kita berbicara dengan seseorang tapi tidak didengarkan? Sungguh jengkel dibuatnya hati ini. Maka bagaiamana perasaan seorang guru jika melihat murid sekaligus lawan bicaranya itu tidak mendengarkan? Sungguh merugilah para murid yang membuat hati gurunya jengkel. Agama yang mulia ini tak pernah mengajarkan adab seperti itu, tak didapati di kalangan salaf adab yang seperti itu. Sudah kita ketahui kisah Nabi Musa yang berjanji tak mengatakan apa-apa selama belum diizinkan. Juga para sahabat Rasulullah yang diam pada saat Rasulullah berada di tengah mereka. Bahkan di riwayatkan Yahya bin Yahya Al Laitsi tak beranjak dari tempat duduknya saat para kawannya keluar melihat rombongan gajah yang lewat di tengah pelajaran, yahya mengetahui tujuannya duduk di sebuah majelis adalah mendengarkan apa yang dibicarakan gurunya bukan yang lain. Apa yang akan Yahya bin Yahya katakan jika melihat keadaan para penuntut ilmu saat ini, jangankan segerombol gajah yang lewat, sedikit suarapun akan dikejar untuk mengetahuinya seakan tak ada seorang guru di hadapannya, belum lagi yang sibuk berbicara dengan kawan di sampingnya, atau sibuk dengan gadgetnya. Mendoakan guru Banyak dari kalangan salaf berkata, ما صليت إلا ودعيت لوالدي ولمشايخي جميعاً “Tidaklah aku mengerjakan sholat kecuali aku pasti mendoakan kedua orang tuaku dan guru guruku semuanya.” Memperhatikan adab-adab dalam menyikapi kesalahan guru Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, كل ابن آدم خطاء و خير الخطائين التوابون “Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan yang terbaik dari mereka adalah yang suka bertaubat” Hr. Ahmad Para guru bukan malaikat, mereka tetap berbuat kesalahan. Jangan juga mencari cari kesalahannya, ingatlah firman Allah. وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ “Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya” QS. Al Hujurot12. Allah melarang mencari kesalahan orang lain dan menggibahnya, larangan ini umum tidak boleh mencari kesalahan siapapun. Bayangkan bagaimana sikap seseorang jika ia mendengar aib saudara atau kawannya? Bukankah akan menyebabkan dampak yang buruk akan hubungan mereka? Prasangka buruk akan mencuat, jarak akan tambah memanjang, keinginan akrab pun tak terbenak lagi di pikiran. Lantas, bagaimanakah jika aib para ulama, dan para pengajar kebaikan yang tersebar? Sungguh manusia pun akan menjauhi mereka, ilmu yang ada pada mereka seakan tak terlihat, padahal tidaklah lebih di butuhkan oleh manusia melainkan para pengajar kebaikan yang menuntut hidupnya ke jalan yang benar. Belum lagi aib-aib dusta yang tersebar tentang mereka. Sungguh baik para Salaf dalam doanya, اللهم استر عيب شيخي عني ولا تذهب بركة علمه مني “Ya Allah tutupilah aib guruku dariku, dan janganlah kau hilangkan keberkahan ilmuya dari ku.” Para salaf berkata, لحوم العلماء مسمومة “Daging para ulama itu mengandung racun.” Guru kami DR. Awad Ar-Ruasti Hafidzohullah menjelaskan tentang makna perkataan ini, “Siapa yang suka berbicara tentang aib para ulama, maka dia layaknya memakan daging para ulama yang mengandung racun, akan sakit hatinya, bahkan dapat mematikan hatinya.” Namun, ini bukan berarti menjadi penghalang untuk berbicara kepada sang guru atas kesalahannya yang tampak, justru seorang tolabul Ilm harus berbicara kepada gurunya jika ia melihat kesalahan gurunya. Adab dalam menegur merekapun perlu diperhatikan mulai dari cara yang sopan dan lembut saat menegur dan tidak menegurnya di depan orang banyak. Baca Juga Adab-Adab Dalam Memberikan Nasehat Meneladani penerapan ilmu dan akhlaknya Merupakan suatu keharusan seorang penuntut ilmu mengambil ilmu serta akhlak yang baik dari gurunya. Kamipun mendapati di tempat kami menimba ilmu saat ini, atau pun di tanah air, para guru, ulama, serta ustad begitu tinggi akhlak mereka, tak lepas wajahnya menebarkan senyum kepada para murid, sabarnya mereka dalam memahamkan pelajaran, sabar menjawab pertanyaan para tolibul ilm yang tak ada habisnya, jika berpapasan di jalan malah mereka yang memulai untuk bersalaman, sungguh akhlak yang sangat terpuji dari para penerbar sunnah. Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Jika gurumu itu sangat baik akhlaknya, jadikanlah dia qudwah atau contoh untukmu dalam berakhlak. Namun bila keadaan malah sebaliknya, maka jangan jadikan akhlak buruknya sebagai contoh untukmu, karena seorang guru dijadikan contoh dalam akhlak yang baik, bukan akhlak buruknya, karena tujuan seorang penuntut ilmu duduk di majelis seorang guru mengambil ilmunya kemudian akhlaknya.” Sabar dalam membersamainya Tidak ada satupun manusia di dunia ini kecuali pernah berbuat dosa, sebaik apapun agamanya, sebaik apapun amalnya nya, sebanyak apapun ilmunya, selembut apapun perangainya, tetap ada kekurangannya. Tetap bersabarlah bersama mereka dan jangan berpaling darinya. Allah berfirman وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” Kahfi28. Karena tidak ada yang lebih baik kecuali bersama orang orang yang berilmu dan yang selalu menyeru Allah Azza wa Jalla. Al Imam As Syafi Rahimahullah mengatakan, اصبر على مر من الجفا معلم فإن رسوب العلم في نفراته “Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya” Besar jasa mereka para guru yang telah memberikan ilmunya kepada manusia, yang kerap menahan amarahnya, yang selalu merasakan perihnya menahan kesabaran, sungguh tak pantas seorang murid ini melupakan kebaikan gurunya, dan jangan pernah lupa menyisipkan nama mereka di lantunan doamu. Semoga Allah memberikan rahmat dan kebaikan kepada guru guru kaum Muslimin. Semoga kita dapat menjalankan adab adab yang mulia ini. Wa Billahi Taufiq Madinah, 6 Rabiul Awal 1436 H Baca Juga Menuntut Ilmu, Pelajari Adab Dulu *** Penulis Muhammad Halid Syari Artikel 🔍 Ayat Dan Hadits Tentang Surga Dan Neraka, Jam Berapa Sholat Ashar, Kultum Tentang Menjaga Lisan, Sholat Ashar Hari Ini, Siapa Yang Bisa Memberi Syafaat
ImamAdz-Dzahabi menjelaskan, bahwa birrul walidain atau bakti kepada orang tua, hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban: Pertama : Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat. Kedua : Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang tua.
Ilustrasi Al-quran. Foto Leila Ablyazova/ adalah seorang pengajar suatu ilmu. Penasaran apa saja dalil dalam Alquran yang membahas tentang menghormati guru sebagai etika seorang murid? Berikut dalil, terjemahan dan tafsir menurut Kemenag Al-Kahf Ayat 70قَالَ فَاِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْـَٔلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتّٰٓى اُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا ࣖDia berkata, “Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu.”Nabi Khidr memperkenankan permintaan Nabi Musa, tetapi dengan sebuah syarat. Dia berkata, "Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun yang aku lakukan walaupun engkau tidak mengerti atau tidak menyetujuinya, sampai aku menerangkannya kepadamu bagaimana sebenarnya peristiwa itu terjadi menurut pengetahuan yang diberitahukan Allah kepadaku."Surat Al-Kahf Ayat 73قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا نَسِيْتُ وَلَا تُرْهِقْنِيْ مِنْ اَمْرِيْ عُسْرًاDia Musa berkata, “Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah engkau membebani aku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.”Nabi Musa menyadari kesalahannya maka dia berkata, "Maafkanlah kesalahanku, janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku menanyakan sesuatu kepadamu sebelum engkau menerangkan kepadaku peristiwa sebenarnya, dan janganlah engkau membebani aku dengan suatu kesulitan yang tidak dapat kupikul dalam urusanku, yakni keinginanku mengikuti engkau agar aku mempelajari ilmu yang diajarkan Allah kepadamu."Surat Al-Kahf Ayat 75قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكَ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًاDia berkata, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?”Setelah memperingatkan Nabi Musa untuk tidak mempertanyakan hal yang dia lakukan, hamba yang saleh Nabi Khidir kembali memperingatkan Nabi Musa yang mempertanyakan perbuatan Nabi Khidir membunuh seorang anak tanpa sebab yang dibenarkan. Dia berkata, "Bukankah sudah pernah kukatakan kepadamu bahwa engkau tidak akan mampu bersikap sabar bersamaku saat melihat apa yang kulakukan?."Surat Al-Kahf Ayat 76قَالَ اِنْ سَاَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍۢ بَعْدَهَا فَلَا تُصٰحِبْنِيْۚ قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَّدُنِّيْ عُذْرًاDia Musa berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya engkau sudah cukup bersabar menerima alasan dariku.”Mendengar peringatan kedua itu, Nabi Musa merasa tidak enak dan malu. Namun, karena keinginan untuk memperoleh ilmu darinya sangat kuat, dia memohon agar diberi kesempatan lagi. Dia berkata kepadanya, "Jika aku bertanya lagi kepadamu tentang sesuatu yang kaulakukan setelah ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu dalam perjalanan ini. Sesungguhnya engkau sudah cukup bersabar terhadapku yang terlalu banyak bertanya dan engkau juga mau menerima alasan dariku dan memaafkan aku."Surat Al-Kahf Ayat 78قَالَ هٰذَا فِرَاقُ بَيْنِيْ وَبَيْنِكَۚ سَاُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيْلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًاDia berkata, “Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar komentar Nabi Musa, dia, hamba yang saleh itu, berkata, "Inilah saat perpisahan antara aku dengan engkau sebagaimana janjimu sebelumnya. Sebelum kita berpisah, aku akan memberikan penjelasan secara rinci kepadamu atas semua perbuatan yang telah aku lakukan dan membuat engkau tidak mampu bersikap sabar terhadapnya."Kesabaran dalam menuntut ilmu harus dimiliki oleh semua penuntut ilmu. Tanpa kesabaran niscaya muncul ketergesa-gesaan yang pada akhirnya akan menyebabkan selaku penulis sangat terbuka apabila pembaca memiliki kritik dan saran. Silahkan hubungi kami melalui alamat surel berikut [email protected]
Menghormatiguru 2. Memperhatikan adab-adab ketika berada di depan guru 2.1. Adab Duduk 2.2. Adab Berbicara 2.3. Adab Bertanya 2.4. Adab dalam Mendengarkan Pelajaran 3. Mendoakan guru 4. Memperhatikan adab-adab dalam menyikapi kesalahan guru 5. Meneladani penerapan ilmu dan akhlaknya 6. Sabar dalam membersamainya Menghormati guru Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Berbakti kepada guru dan berbuat baik kepada beliau itu kewajiban seorang murid, seorang guru yang membentuk perilaku dan karakter muridnya menjadi lebih baik, guru mempunyai tanggung jawab besar terhadap seorang adalah orang yang mengerti tentang hal yang baik dan buruk, yang mempunyai perilaku terpuji, guru adalah orang tua disekolah, dimana orang tua itu wajib dipatuhi dan berbakti kepadanya. Terkadang seorang murid lupa untuk menghormati gurunya karena kurangnya pengetahuan mereka tentang mulianya seorang guru, ada juga murid yang hanya menghormati gurunya disaat disekolah saja. Padahal dimanapun dan sampai kapanpun seorang murid wajib menghormati dan berbakti kepada guru, apalagi sampai menyakiti hati seorang guru itu sesuatu perbuatan yang sama sekali tidak menghargai guru. Baca juga Pentingnya Kerja Sama Guru dan Orang Tua Murid dalam Melaksanakan Pembelajaran DaringDengan era sekarang banyak seorang murid yang tidak tahu bagaimana cara berbakti dan menghormati gurunya. Cara berbakti dan menghormati guru ialahSelalu mengucapkan salam1. Mengucapkan salam ketika berjumpa seorang guru itu suatu perbuatan yang baik dan sopan terhadap guru. Banyak sekali murid jaman sekarang yang saat berjumpa dengan gurunya tidak mengucapkan salam, terkadang hanya tersenyum bahkan kabur melihat gurunya, mungkin mereka malu, malas, dan takut karena berjumpa dengan gurunya. Padahal mengucapkan salam itu perbuatan sebagai bukti bahwa seorang murid berbakti kepada guru. Jadi mulai sekarang jangan lupa bagi seorang murid untuk selalu mengucapkan salam ketika berjumpa dengan gurunya, buanglah rasa malu, malas, dan Mentaati perintah guruMentaati guru adalah kewajiban bagi seluruh peserta didik, jika ingin mendapatkan ilmu yang barokah, maka apa yang diperintah seorang guru harus dilaksanakan, selama apa yang diperintah tidak untuk bermaksiat. Kita harus ikhlas mengerjakan apa yang diperintahnya. 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Caraberbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah merawat jenazah, melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya, menyambung silaturahmi kepada kerabat dan teman- teman dekatnya, melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu bapak, dan mendoakannya. 4. Cara berbakti kepada guru antara lain menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya, tidak menceritakan keburukannya, mengamalkan ilmu yang diberikannya.
Juni 10, 2021 Updated Juni 24, 2021 Guru merupakan seseorang yang mengajari kita berbagai ilmu. Baik ilmu untuk dunia maupun untuk bahasa Jawa guru mempunyai arti digugu lan artikel ini kami akan membahas mengenai dalil-dalil yang berisikan perintah untuk berbakti kepada kita mulai...Berikut adalah kumpulan dalilAl-Qur'an1. An-Nahl Ayat 43وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ ۚ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَTerjemahan Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,2. Al-Kahfi Ayat 70قَالَ فَإِنِ ٱتَّبَعْتَنِى فَلَا تَسْـَٔلْنِى عَن شَىْءٍ حَتَّىٰٓ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًاTerjemahan Dia berkata "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".Hadistليس منا من لم يجل كبيرنا و يرحم صغيرنا و يعرف لعالمنا حقه“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al JamiSemoga bermanfaat!
CaraBerbakti kepada Guru Banyak cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam rangka berakhlak terhadap guru, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Menghormati dan memuliakannya, serta mengikuti nasihatnya. 2. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain. 3. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru.
- Guru merupakan orang yang mendidik dan mengajari berbagai ilmu pengetahuan, sehingga kita bisa menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Tidak melihat tingginya pangkat seseorang, mereka tetap berutang budi kepada guru yang telah mendidiknya. Islam mengajarkan untuk berbakti kepada guru. Guru mengajar manusia untuk beriman, bertakwa, memahami baik dan buruk serta bertanggung jawab di samping mengajarkan ilmu pengetahuan. Pentingnya Hormat dan Patuh Kepada Guru Dikutip dari buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas XI 2014133, guru adalah orang yang mengetahui ilmu alim/ulama, dialah orang yang takut kepada Allah Allah SWTوَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَآبِّ وَالۡاَنۡعَامِ مُخۡتَلِفٌ اَ لۡوَانُهٗ كَذٰلِكَ ؕ اِنَّمَا يَخۡشَى اللّٰهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمٰٓؤُا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ غَفُوۡرٌ Wa minan naasi wadda waaabbi wal an'aami mukhtalifun alwaanuhuu kazalik; innamaa yakhshal laaha min 'ibaadihil 'ulamaaa'; innal laaha 'Aziizun Ghafuur Artinya “Dan demikian pula di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” Al-Fathir28 Guru adalah pewaris nabi, karena lewat jasa guru, wahyu dan ilmu dari nabi diteruskan kepada manusia. Imam Al-Ghazali mengistimewakan guru dengan sifat kesucian, kehormatan, dan kedudukan guru setelah para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit adalah ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya dalam Islam, hormat dan patuh kepada guru sangat ditekankan. Dikarenakan, guru termasuk orang yang mengenalkan kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. Dikutip dari buku Pendidikan Islam dan Budi Pekerti Kelas VII oleh Kementerian Agama RI 2019195-196, berikut ini keutamaan hormat kepada guru Berbakti kepada guru merupakan jihad di jalan Allah SWT. Allah SWT akan memberi pahala besar bagi peserta didik yang taat kepada gurunya. Berbakti kepada guru dapat melebur dosa yang telah dilakukan. Berbakti kepada guru akan mendapat kedudukan dan meningkatkan derajat di hadapan Allah SWT. Ketika berbakti kepada guru, Allah SWT akan memperlancarkan rezeki kita. Berbakti kepada guru membuat kita diberikan keberkahan dan kemanfaatan ilmu. Berbakti kepada guru akan membuat iman kita kuat sampai ajal menjemput. Dikutip laman Rumah Belajar, betapa pentingnya menghormati guru akan membuat kita mendapatkan berbagai keuntungan sebagai berikut Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain. Akan selalu didoakan oleh guru. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah SWT. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan anugerah. Allah SWT akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Contoh Hormat dan Patuh Kepada Guru Hormat dan patuh kepada guru harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik ketika bertemu di sekolahan maupun di jalan. Contoh hormat dan patuh kepada guru dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya sebagai berikut Rendah hati, sopan, dan menghargai guru. Mereka adalah orangtua di sekolah. Mengucapkan salam ketika bertemu dengannya. Memerhatikan dan mendengarkannya di dalam maupun di luar kelas. Melaksanakan serta mematuhi perintah dan nasehatnya dengan ikhlas. Sementara cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam hormat dan patuh terhadap guru, yakni Menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru. Memuliakan keluarga dan sahabat karib guru. Murid harus mengikuti sifat guru yang baik akhlak, tinggi ilmu dan keahlian, berwibawa, santun dan penyayang. Murid harus memuliakan guru dan meyakini ilmunya. Menghormati dan selalu mengenangnya, meskipun sudah wafat. Murid mendoakan keselamatan guru. Menunjukkan rasa terima kasih terhadap ajaran guru. Berlaku sopan ketika berhadapan dengan guru, misalnya; duduk dengan tawadu’, menyimak perkataan guru dan tidak membuat guru mengulangi perkataan. Tidak berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas, terutama saat guru berbicara kepadanya. Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah-lembut. Baca juga Pentingnya Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua, Hikmah dan Contohnya Perilaku Ihsan Dalil dan Contoh Perilakunya Menurut Agama Islam - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Dhita Koesno
Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosululloh saw : · مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Contoh Cara Menghormati Guru. Foto PixabayGuru adalah orangtua kedua bagi murid yang harus dihormati di sekolah. Bahkan terdapat dalil yang memberi contoh cara menghormati guru. Karena tanpa kehadiran guru, pendidikan tidak akan tercapai dan bangsa ini akan kehilangan generasi penerus yang dari buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Tim Ganesha Operation, Guru merupakan orang yang memiliki ilmu dan mengajarkannya kepada orang guru sangat penting bagi murid karena mereka mengajar, mendidik, dan membimbing peserta didik agar menjadi pribadi yang berguna bagi bangsa dan negara. Karena itulah, kita harus terus menghormati guru di sekolah sebagai pahlawan tanpa tanda Islam, guru sering disebut dengan sebutan ustaz. Allah SWT sangat memuliakan orang yang berilmu di antara hamba-hamba-Nya. Bahkan, Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk menghormati para guru sebagaimana sabdanya, “Muliakanlah orang-orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu.” HR. Abu Hasan MawardiContoh Cara Menghormati Guru dalam IslamDikutip dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh Drs. H. Masan AF, Berikut ini contoh cara menghormati guru dalam ajaran salam lebih dulu ketika bertemu dengan nasihat-nasihatnya dengan perintahnya selama tidak bertentangan dengan larangannya selama tidak bertentangan dengan boleh mengada-ada pertanyaan yang akibatnya merugikan diri dengan baik dan menunjukan sikap merendahkan majelis atau pertemuan hendaklah mendahulukan guru untuk menempati tempatnya dan memberikan kesempatan lebih tugas yang diberikan guru dengan memperolok atau merendahkan Tentang Menuntut IlmuBanyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang pentingnya menuntut ilmu, salah satunya Al Mujadalah ayat 11. Mengutip situs Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara disebutkan, surat Al Mujadalah ayat 11 menjelaskan adab menghadiri surat Al Mujadalah ayat 11يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ - ١١Artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan."Dalam buku Islam Disiplin Ilmu oleh Amrah Husma, ilmu dalam pandangan Islam adalah suatu kebutuhan yang harus diraih oleh setiap muslim. Berkat adanya ilmu, manusia dapat mengetahui hakikat sebab itu, kedudukan ilmu dalam pandangan Islam menurut ulama berdasarkan Alquran dan hadist adalah wajib. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabdaطَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍArtinya "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."
Haloapakabar pembaca JawabanSoal.id! Apakah kita sedang memerlukan jawaban atas soal berikut: ayat yang menjelaskan tentang tata cara atau etika berbakti kepada guru maka kamu ada di halaman yang tepat. mencari di catatan teman, namun ternyata kamu selama pembelajaran jarak jauh tidak menulis apa yang guru katakan. Mungkin bahkan tidak pernah sama sekali. Jangan khawatir, [] Jawabanلَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak orang yang berilmu agar diutamakan pandangannya.” Riwayat AhmadPenjelasanPesan dari hadist tersebut adalah..* Kita sebagai seorang murid harus menghormati guru, karena guru merupakan orang tua ke dua kita dan sebagai muridnya kita harus menghormati mereka, karena mereka adalah orang yg lebih tua dari kita.* Kita sebagai yg muda harus mengutamakan yg lebih tua, jangan yg lebih tua tidak kalian sayangi, sedangkan yg muda kalian sayang-sayangin. Intinya pesan dari hadist di atas adalah kita harus mementingkan orang yg lebih tua dari kita, baru yg muda kalo salah...kalo benar semoga bisa dijadikan pelajaran dan jadikan jawaban terbaik ya عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ”مَنْ عَلَّمَ عَبْدًا آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ، فَهُوَ مَوْلاهُ لا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَخْذُلَهُ، وَلا يَسْتَأْثِرَ عَلَيْهِ”.Artinya“Dari sahabat Abi Umamah, beliau berkata Rasulullah Saw., bersabda “Barangsiapa mengajar satu ayat dari Kitabullah kepada seorang hamba, maka orang itu menjadi jujungan hamba tersebut, hamba tidak boleh merendahkan orang tersebut, dan tidak boleh mendahuluinya harus memuliakannya”.Isi pesan dari Hadist tersebut menjelaskan bahwa Jika ada orang yang mengajarkan Ilmu kepada orang lain, maka orang yang diajarkan itu, harus menghormatinya seperti seorang hamba menghormati tuannya. Hamba tidak boleh medahuluinya baik dalam berbicara, ataupun berjalan, dan harus memuliakannya. CTSQ.
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/177
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/129
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/98
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/141
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/355
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/14
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/75
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/225
  • i5lxp6vi9z.pages.dev/138
  • ayat tentang tata cara atau etika berbakti kepada guru